Falsafah Pengobatan China
Untuk memahami faslafah pengobatan Cina perlu diketahui konteks budaya. Budaya yang terartikulasi dalam falsafah dan cara pandang, dimana kedua hal ini akan menentukan bagaimana sistim penyembuhan tersebut dipakai. Cara pandang orang Barat didasarkan pada pandangan reduksisme – mencoba memahami suatu sistim dengan memecah menjadi bagian-bagian kecil. Hal ini membuat ilmu pengetahuan dan praktik pengobatan Barat mempunyai pola reduksionis pula dan mengutamakan aspek analitikal. Sebaliknya, adalah pola pandang holiisme yaitu pandangan bahwa manusia sebagai sesuatu yang ‘utuh’ dan merupakan kesatuan antara tubuh, pikiran dan roh (body, mind amp; spirit) – kurang dihargai.
Pengobatan Cina salah satunya akupuntur / Akupunktur, mempunyai potensi mengubah cara pandang di atas. Dasar pengobatan Cina adalah Taoisme yang memandang alam semesta dan segala sesuatunya saling berinteraksi dengan prinsip sama-sama menguntungkan (mutualistis). Tidak ada yang boleh disingkirkan atau ditinggalkan, tidak ada yang dianalisis atau diinterpretasikan tanpa rujukan secara keseluruhan. Manusia adalah bagian integral dari energi alam semesta (mikrokosmos dalam makrokosmos).
Perlakuaan-perlakuan yang digunakan pengobatan Cina juga melibatkan energi yang dicari untuk mengembalikan harmoni dan menyeimbangkan setiap individu ke dalam lingkungan yang sesuai dengan mereka masing-masing. Para praktisi menggunakan akupunktur, pengobatan herbal, latihan Chi-Kung, melakukan meditasi bahkan menggunakan feng shui untuk menyeimbangkan kembali energi pada rumah atau kantor pasien. Prinsip pengobatan Cina tidaklah menunggu sampai penyakit datang. Memahami prinsip-prinsip ini dan menerapkannya pada kehidupan sehari-hari adalah bagian dari sistim kesehatan Cina.
Perbedaan antara pengobatan Cina dan Barat dapat dilihat pada tabel di bawah ini
|